Quantcast
Channel: Nasirullah Sitam
Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Memotret Air Terjun Jumog dan Ikon Jembatan di Karanganyar

$
0
0
Memotret Air Terjun Jumog dan Ikon Jembatan di Karanganyar
Memotret Air Terjun Jumog dan Ikon Jembatan di Karanganyar

Hari menjelang sore, kuhabiskan seharian bersantai di area Kemuning, Karanganyar. Selama di sana tidak banyak yang kulakukan. Hujan mengguyur Kebun Teh Kemuning membuatku harus menahan hasrat memotret hamparan kebun Teh. Di sana kuhabiskan waktu dengan menyeduh teh di dua lokasi berbeda sembari menikmati gorengan.

Tepat pukul 16.00 WIB, aku beranjak menuju mobil dan mengarahkan bapak sopir (yang setia menemaiku) pulang. Kali ini aku tidak balik Solo, sesuai rencana malam ini aku menginap di Hotel Grand Bintang, Tawangmangu. Besok pagi masih ada satu destinasi lagi yang akan kukunjungi.

Hujan kembali mengguyuri Kemuning, laju kendaraan lebih pelan. Tak banyak berpapasan dengan bus-bus pariwisata. Aku termenung menatap jalan sediki lengang dan basah oleh gerimis. Tanpa sengaja kulihat plang sisi kiri jalan bertuliskan “Air Terjun Jumog” dengan jarak yang tidak jauh.

Segera kuminta bapak yang menyetir putar-balik menuju destinasi tersebut. Berbekal plang petunjuk arah, akhirnya aku sampai di parkiran. Air terjun Jumog ini berada di Girimulyo, Ngargoyoso, Karanganyar. Jika dari arah Solo, lokasinya sebelum memasuki kawasan Kebun Teh Kemuning dan berada di kanan jalan. Di sana sudah disesaki mobil, aku turun menuju loket, dan pak sopir mencari tempat parkir.

“Sate kelincinya, mas!?” Ibu-ibu menawarkan kuliner sepanjang jalan menuju loket.

Di sini ada banyak ibu yang berjualan sate Kelinci. Sepertinya nanti pas di hotel asyik juga kalau malam kulineran Sate Kelinci, apalagi aku belum pernah makan Sate Kelinci. Bergegas aku menuruni jalan yang agak basah menuju loket. Di sana ada satu petugas yang menjaga.

“Sampai pukul berapa tutupnya, pak?” Tanyaku.

“Sebelum magrib, mas.”

Kusodorkan uang Rp.20.000 pada petugas. Beliau memberikanku tiket dan uang kembalian. Anak tangga yang kulewati agak berlumut. Di sana terpampang tulisan berapa jumlah anak tangga yang akan aku lalui. Jumlah anak tangganya 116, jumlah yang tidak banyak menurutku.
Keterangan 116 anak buah tangga yang dilalui
Keterangan 116 anak buah tangga yang dilalui

Beruntung aku ke sini sore hari menjelang tutup. Hampir semua pengunjung mulai naik ke atas, sementara aku melawan arah turun. Tadi sempat gerimis, dan sekarang sudah reda. Aroma dedaunan dan tanah basah terhirupku. Suasana alam masih asri membuatku bersemangat turun ke bawah.

Ada banyak rombongan yang berpapasan denganku. Mereka rata-rata keluarga dengan membawa anak kecil. Wajah-wajah sumringah terlihat pada anak-anak tersebut. Rambut dan bajunya basah. Pasti mereka habis main air di bawah.
Pengunjung mulai beranjak pulang
Pengunjung mulai beranjak pulang

Tidak jauh memang lokasi dari tempat tiket, aku sudah sampai di bawah. Aliran air membentuk sungai kecil menimbulkan suara gemericik. Kuturuti aliran itu ke atas, mencari lokasi air terjun Jumog yang terkenal di Karanganyar. Sebelumnya air terjun Jumog, di Karanganyar sendiri sudah dikenalkan dengan Air Terjun Tawangmangu/Grojogan Sewu.

Akses jalan menuju air terjun tidaklah lebar. Hanya jalan kecil mengikuti aliran air (sungai kecil) di sisi kanannya. Sedikit harus hati-hati kalau berjalan, saat keadaan basah, jalannya agak licin. Selain itu kita juga harus berbagi jalan dengan pengunjung yang pulang.
Aliran sungai kecil dari air terjun Jumog
Aliran sungai kecil dari air terjun Jumog

Air terjun Jumog ini mempunyai cukup tinggi dan debit air melimpah. Apalagi musim hujan seperti sekarang. Namun jangan hanya membidik air terjunnya saja. Di air terjun Jumog, spot paling populer untuk diabadikan adalah jembatan melengkung tidak jauh dari curug dengan latar belakang curugnya. Sepertinya tempat ini menjadi spot paling populer diabadikan, bahkan untuk sekedar swafoto.

Jembatan kecil ini memang dibangun dekat dengan lokasi air terjun Jumog berada, tujuannya sebagai penyeberangan. Akan tetapi fungsi jembatan tersebut malah lebih dikenal sebagai tempat berfoto. Memang lokasinya strategis sih untuk mengabadikan diri di sini. Beruntunglah, sewaktu aku ke sini sore hari, tidak kulihat ada banyak pengunjung. Hampir sebagian sudah pulang, sehingga cukup leluasa untuk membidik jembatannya.
Ikon jembatan di Air Terjun Jumog, Karanganyar
Ikon jembatan di Air Terjun Jumog, Karanganyar

“Mbak, bisa minta tolong difotokan?” Pintaku pada cewek yang berdiri tidak jauh dari tempatku berdiri.

Dia tersenyum dan mengangguk. Segera kuberdiri tidak jauh dari jembatan dan beraksi. Sebenarnya aku membawa Tripod, tapi ketinggalan di mobil. Jadi kalau mengambil ke atas lagi sepertinya akan memakan banyak waktu.

“Terima kasih mbak.”

Cewek itu hanya tersenyum dan mengangguk saja. Selang berapa menit kemudian dia berjalan menuju arah keluar. Mungkin dia ketinggalan rombongannya yang di depan, karena aku tak melihat ada cowok atau temannya yang berada di dekat. Hanya ada segerombolan muda-mudi berjarak 100 meteran dari tempat kami berdiri.

Aku masih berdiri memandangi jembatan melengkung di depanku. tak henti-hentinya memotret. Aneh rasanya, biasanya kalau ke curug/air terjun itu pasti memotret guyuran air dan ikut basah-basahan. Kali ini aku cukup puas hanya memandang dan memotret saja tanpa main air. Sebaiknya kalau mau ke sini dan dapat memotret air terjun masih sepi memang harus datang terlambat. Jangan ke sini siang-siang, pasti bakalan ramai pengunjungnya.

Puas memotret jembatannya, aku segera melangkah ke atas lagi. Percikan air terasa dikulit saat aku berada di dekat guyurannya. Dingin rasanya, aku beranjak agak jauh dari air terjun yang sepi. Di belakangku ada rombongan yang datang ke sini, tapi mereka kembali asyik berfoto di jembatan dengan memakai payung warna-warni.
Guyuran deras air terjun jumog
Guyuran deras air terjun jumog

Lumayan tinggi juga air terjun Jumog, airnya pun melimpah. Bebatuan di bawah ini agak licin, sehingga aku harus berhati-hati saat menginjak. Takutnya terpeleset dan jauh. Enaknya air terjun ini adalah aliran air membentuk sungai kecil dan bisa digunakan anak-anak main air. Kalaupun mereka tidak di atas, cukuplah main air di wahana yang tidak jauh dari tangga.

Kulongokkan kepala ke atas. Di atas sana, air sangat melimpah. Setiap sisinya hijau berbalut dedaunan pepohonan yang rimbun. Indah dan teduh rasanya. Ternyata mengasyikkan sekali datang ke sini menjelang tutup. Bisa sepuasnya memotret dan menikmati suasana tanpa keriuhan orang bermain air. Selain menjelang tutup, kalian juga bisa ke sini tepat pukul 08.00 WIB. Ketika baru buka, di sini juga masih sepi.

Karena aku juga termasuk orang yang suka mengabadikan diri di setiap destinasi. Terlebih tadi mendapatkan bantuan dari cewek yang tadi mengabadikan, jadi tidak ada salahnya kuposting di bagian akhir. Abaikan dua sejoli yang main air di belakang sana.
Abaikan dua orang di belakangku.
Abaikan dua orang di belakangku.

Seperti inilah air terjun Jumog, destinasi alam ini bisa dijadikan tujuan alternatif kalian jika berkunjung ke Karanganyar. Lebih tepatnya jika kalian berkunjung ke Kebun Teh Kemuning, sepulangnya bisa singgah di sini.

Aku tidak lama di sini, mungkin hanya 30 menitan saja. Ada rasa kegembiraan karena ke sini tanpa direncanakan. Oya jika kalian ingin main air, tidak usah bingung mencari tempat untuk bilas atau MCK. Di sini sudah ada banyak MCK, cukup bawa baju ganti saja. Jadi kapan diagendakan main ke sini?
Baca juga tulisan bertema Alam lainnya 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Trending Articles