Quantcast
Channel: Nasirullah Sitam
Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Suasana Tenang dan Menyenangkan di Embung Jetis Suruh Sleman

$
0
0
Pagi di embung Jetis Suruh
Pagi di embung Jetis Suruh
Gunung Merapi tertutup kabut tebal, suasana pagi ini syahdu. Terlebih sedari semalam sempat hujan deras. Ketika aku bersepeda ke embung Jetis Suruh, sempat gerimis halus. Pagi ini aku menikmati waktu di embung Jetis Suruh. Salah satu embung yang terawat di Sleman.

Nama embung Jetis Suruh sebenarnya kudapatkan selepas bersepeda ke Warung Ijo Pakem bersama sejawat kantor. Ketika aku melihat alamat rumahnya melalui peta di ponsel, tulisan embung Jetis Suruh muncul. Beberapa ulasan menyebutkan embung ini sedikit terbengkalai.

Pada akhirnya, aku merencanakan untuk menyambangi embung Jetis Suruh. Di penghujung tahun 2024, rencana tersebut baru direalisasikan. Aku santai mengayuh pedal sepeda melintasi jalan Palagan, lantas berbelok kiri tepat setelah minimarket di sisi kiri jalan.

Kini jalan agak menurun, tak perlu capek-capek mengayuh pedal. Kurang lebih 500 meter dari perempatan, aku melihat ada plang petunjuk arah menuju embung. Embung Jetis Suruh lokasinya agak di atas dan dekat dengan jalan besar.
Gunung Merapi tertutup awan terlihat dari embung Jetis Suruh
Gunung Merapi tertutup awan terlihat dari embung Jetis Suruh
Posisi embung Jetis Suruh mengingatkanku dengan salah satu embung yang juga ada di Sleman, namanya embung Banjarharjo. Lokasi sama-sama lebih tinggi daripada jalan raya, terlihat dari tepi jalan, serta pemandangan ikonik gunung Merapi.

Portal yang berada di samping salah satu rumah terbuka, aku dengan leluasa memasuki area embung Jetis Suruh. Pagi ini cukup lengang, hanya ada tiga remaja yang berencana untuk lari pagi mengelilingi embung Jetis Suruh. Selebihnya belum ada tanda-tanda pengunjung yang lainnya.

Area embung Jetis Suruh sebenarnya luas. Ada tempat khusus untuk memarkirkan kendaraan. Di depannya, sebuah bangunan semacam limasan berdiri kokoh. Tidak ada aktivitas yang lainnya. Benar-benar sepi. Aku memarkirkan sepeda di tanah lapang dekat dengan embung.

“Sering olahraga di sini?” tanyaku ketika ketiga remaja tersebut sedang melakukan pemanasan.

“Baru pertama, pak,” jawab salah satu remaja.
Tiga remaja sedang olahraga mengelilingi embung Jetis Suruh
Tiga remaja sedang olahraga mengelilingi embung Jetis Suruh
Ternyata kita sama-sama kali pertama datang ke embung Jetis Suruh. Bedanya, aku hanya ingin santai duduk sambil memotret, sementara mereka bertiga memang niat ingin olahraga pagi. Menurutku, embung Jetis Suruh memang cocok untuk olahraga lari pagi.

Teduh dan menyenangkan suasana pagi ini. Mendung masih menggelayut, sementara cuaca tampak bersahabat. Dari pantulan air embung, aku memotret gunung Merapi yang berbalut kabut. Sebuah bangunan dengan atap menjulang tinggi cukup ikonik diabadikan.

Di sisi utara, terdapat aliran sungai. Embung Jetis Suruh mempunyai fungsi sebagai tempat menyimpan debit air. Nantinya diberdayakan ketika sedang musim kemarau. Jika kulihat secara sekilas, embung Jetis Suruh sangat terawat.

Salah satu yang aku perhatikan adalah permukaan air di embung. Tidak ada sampah yang mengapung. Artinya, embung ini dirawat secara berkala. Hanya saja yang menjadi pertanyaan, kenapa embung ini tidak ramai dikunjungi oleh masyarakat setempat.

Tidak jauh dari aliran sungai yang ada di sisi utara, terdapat bangunan limasan yang tidak digunakan. Pun di sisi barat seperti ada bangunan yang tidak diselesaikan. Bisa jadi, embung Jetis Suruh pernah ramai di beberapa waktu yang lampau, lalu terlupakan, dan sekarang ingin dihidupkan kembali.
Lanskap indah di embung Jetis Suruh
Lanskap indah di embung Jetis Suruh
Rasa penasaranku terkait sepinya pengunjung terjawab. Menurut salah satu pengunjung yang baru datang, salah satu faktor yang membuat embung ini kadang sepi adalah portal di depan biasanya tertutup, sehingga mereka yang ingin datang memutar balik.

Bisa jadi ditutupnya portal pada saat itu berbarengan dengan perawatan embung. Siapa tahu, embung ini rencana dikembangkan seperti embung-embung yang lainnya. Seperti yang kubilang bahwa setiap embung mempunyai potensi sebagai tempat rekreasi dan berolahraga.

Jogging track di embung Jetis Suruh cukup luas dan bagus, sehingga sangat memadai jika embung ini dimanfaatkan untuk berolahraga pagi. Selain itu, pemandangan embung juga menarik, gunung Merapi terlihat jelas ketika cerah.

Sepertinya, lintasan sekali putaran di embung ini tak panjang. Mungkin berkisar antara 250-300 meter. Hampir mirip lintasan di embung Banjarharjo yang pernah aku sambangi beberapa waktu yang lalu. Embung ini juga mempunyai area yang luas, bisa dimanfaatkan untuk tempat bermain anak-anak dengan pengawasan orangtua.

Menjelang pukul 08.00 WIB, mulai berdatangan pengunjung di embung Jetis Suruh. Terlihat satu orang pesepeda sedang istirahat di bangunan limasan, tak lama berselang sekumpulan pesepeda juga berdatangan. Mereka berfoto di area embung dengan latar belakang gunung Merapi.
Sudut-sudut di embung Jetis Suruh
Sudut-sudut di embung Jetis Suruh
Aku masih bersantai, menentukan rute selanjutnya. Apakah mencari destinasi yang lainnya, atau balik. Jika balik, aku ingin menyesap kopi di kedai Bubur.Kopi.Roti jalan Magelang di seberang pool Joglosemar, kedai yang biasa kusambangi ketika bersepeda arah jalan Magelang.

Embung Jetis Suruh kuharapkan dapat kembali dikelola dengan baik. Tentu saja lebih menyenangkan jika ada warung yang jualan minuman ataupun gorengan. Sehingga, pengunjung bisa sedikit berlama-lama sembari menikmati sajian tersebut.

Waktunya aku pulang, rute yang kulintasi jalurnya menyenangkan. Seingatku, ini rute yang kami lintasi ketika balik dari Warung Ijo Pakem. Jalur ini juga mengarah ke warung Jejamuran, salah satu kuliner berbagai jamur yang ramai dikunjungi wisatawan luar Jogja.

Jalanan menurun, aku dapat menghemat tenaga. Jalan yang mulus pun harus lebih waspada. Kulihat di salah satu ruas jalan sebuah mobil bermanuver sebelum menyalip. Tentu saja aksi berbahaya seperti ini membuat para pengguna jalan lebih mawas diri.

Sembari menikmati rute pulang, aku mulai sedikit mencatat beberapa destinasi embung yang kedepannya ingin kusambangi. Di utara, ada beberapa embung yang menarik dikunjungi. Tetapi, di Jogja bagian selatan pun cukup melimpah destinasi embung yang terjangkau disambangi dengan sepeda. *Sleman; Minggu, 29 Desember 2024.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Trending Articles