Quantcast
Channel: Nasirullah Sitam
Viewing all articles
Browse latest Browse all 750

Derasnya Guyuran Air Terjun Sumenep Dukuh Setro Batealit Jepara

$
0
0
Bisa jadi pertemuanku dengan rombongan anak-anak dari Desa Bawu di dekatHutan Pinus Setroadalah keberuntungan tersendiri untukku. Kami berbincang santai di pinggir jalan, saling berjabat-tangan layaknya bersua dengan teman lama. Ngobrol ringan diselingi canda tawa. Bagiku perbedaan umur kali ini tak berpengaruh. Bahkan kami juga sempat berbagi pin bbm serta nomor hp.

“Mas naik sepeda dari mana?” Tanya salah satu di antara mereka.

“Dari Tanah Abang, dekat pantai Kartini,” Jawabku.

“Jauhnya!!”Mereka terkejut.

Diamati sepedaku, dia melihat ada bekas gumpalan tanah yang masih menempel di ujung stang kanan. Gumpalan kecil tanah tersebut diambilnya.

“Habis jatuh, mas?”

Aku menganggukkan kepala seraya memperlihatkan tanganku yang sedikit lecet. Aku masih ingat bagaimana tadi proses terjungkalnya sepeda karena roda depan masuk ke dalam lubang kecil di tengah jalan. Tanpa membutuhkan waktu lama, sepeda tersebut langsung terjerumus dan membuatku hilang kendali. Aku tak bisa mengendalikan diri lalu ikut terjatuh, beruntungnya hanya lecet sedikit dan sepeda masih bisa digunakan seperti biasa.

“Mas mau lanjut ke mana?”

“Aku mau ke Dung Paso,” Jawabku seraya melihat catatan di buku kecil memastikan nama air terjun yang akan kukunjungi.

“Ayo barengan, mas.”

Empat sepeda motor itu dihidupkan, lantas mereka dengan lihainya melibas jalan terjal. Tak terlihat kaku saat mereka memilih jalan terjal tersebut, seakan-akan mereka sudah terbiasa melewatinya. Aku mengikuti di belakang. Jalan kali ini tidaklah menanjak. Sedikit lebih landai daripada jalan sebelum ke Hutan Pinus. Namun tetap saja jalanan didominasi oleh bebatuan, walau sesekali hanya tanah yang licin karena di tengahnya terdapat kubangan bekas ban motor. Kiri kanan tetaplah hutan, tak ada rumah penduduk. Sampai akhirnya ada dua jalan yang berbeda, satu belok kiri dan satunya lurus. Anak-anak tersebut mengambil jalan yang ke kiri dan sedikit menanjak. Lalu berhenti di pertigaan kecil jalan setapak. Motor dimatikan, mereka setia menungguku atas. Jarak antara Hutan Pinus dengan parkiran ini sekitar 700 meter saja, tapi jalannya tetap sama; Rusak! Terjal!

“Kita ke Air Terjun Sumenep dulu, mas. Ini jalannya. Kalau yang lurus itu ke Dung Paso. Lewat sini juga bisa ke Dung Paso,” Terang Majib. Dia benar-benar paham dengan lokasi di sini.

“Wah!!! Siap! Aku pernah baca mengenai air terjun itu, katanya ada tiga air terjun ya?.” Jawabku sangat antusias.

“Benar, mas. Nanti kita kunjungi semuanya.”

Benar-benar sebuah kejutan untukku. Tak sedikitpun terbesit dipikiran akan mengunjungi Air Terjun Sumenep, namun akhirnya aku akan mengunjunginya karena bertemu dengan anak-anak ini. Sepeda kuparkir berjejer dengan motor tanpa ada kunci. Kami berjalan mengikuti jalan setapak menuju ke Air Terjun Sumenep. Cukup lama juga kami berjalan menyusuri jalanan setapak. Jalanan menurun, kemudian melewati kebun dipenuhi pohon Mahoni. Lalu kembali jalanan menurun serta licin. Dari kejauhan tampaklah Air Terjun Sumenep. Ketiganya terlihat jelas, namun ketika kuabadikan dengan kamera, tidak jelas. Ini adalah salah satu Air Terjun yang ada di Setro, Batealit. Bergegas aku menuruni jalan kecil, menyeberangi sedikit pematang sawah; dan akhirnya sampai di Air Terjun Sumenep yang pertama. Benar-benar indah. Guyuran air yang melimpah tumpah ruah dari atas. Aku sejenak terpaku.
Tiga air terjun dari kejauhan
Air terjun Sumenep Batealit dari kejauhan
Air terjun Sumenep Batealit dari kejauhan
“Wooouuoowww!!!” Teriakku riang.

Bagaimana tidak, aku tidak menyangka kalau air terjunnya seperti ini indahnya. Sepanjang jalan tanpa ada plang petunjuk arah, jika tak ada anak-anak ini; mustahil aku menginjakkan kaki di sini. Aku merasakan ketenangan di tengah kesunyian alam. Hanya ada suara air yang menderu-deru terhempas dibebatuan. Debit air kala musim hujan menjadikan Air Terjun ini melimpah, memang waktuku kali ini amat sangat tepat. Lokasi air terjun yang jauh dari rumah penduduk membuat aku merasa berada di tempat pribadi. Bergegas aku mengambil kamera, mengabadikan air terjun ini dari berbagai sudut. Sementara anak-anak yang bersamaku sudah sibuk berfoto ria menggunakan kamera pocket.

“Ini di Jepara!!” Mungkin seperti itulah aku teriakanku pada diriku sendiri kala mengabaikan air terjunnya. Bayanganku awal, air terjun Sumenep ini tidaklah besar. Ternyata dugaanku salah, air terjunnya setinggi hampir 15 meter dan airnya amat sangat melimpah. Kuambil Tripod, lalu mengabadikan diri di air terjun ini sendiri, kemudian foto bareng rombongan.
Air Terjun Sumenep Batelait Jepara, Ini curug yang paling bawah (pertama)
Air Terjun Sumenep Batelait Jepara, Ini curug yang paling bawah (pertama)
Air Terjun Sumenep Batelait Jepara, Ini curug yang paling bawah (pertama)
“Kita mandinya di air terjun yang atas saja, mas,” Ujar Majid lagi.

“Ke atas?”

“Iya. Ayo lewat sini.”

Majid benar-benar menguasai medan. Aku mengorek informasi darinya, ternyata ini sudah kesekian kalian dia mengunjungi Air Terjun Sumenep. Hampir tiap akhir pekan dia main ke sini. Kami menyusuri jalan yang tertutup Ilalang. Jalan kembali menanjak dan licin. Nasib sial dialami oleh Tabah; berkali-kali anak yang paling gempal ini terpeleset jatuh. Teman-teman yang lainnya pun malah tertawa melihat temannya harus belepotan terjerembab. Berbeda dengan Tabah, nasib sial juga dialami Dila. Si bocah pendiam ini badannya bentol-bentol dan gatal; ternyata dia terkena Ulat. Tapi semuanya baik-baik saja. Memang akses jalan yang harus menerabas ilalang serta belukar kecil membuat apapun bisa terjadi, termasuk rela terkena Ulat gatal.

Jika air terjun yang paling bawah membentuk tiga aliran besar, di sini terdapat dua aliran besar dan setiap aliran terbelah oleh bebatuan membentuk aliran kecil. Jika dilihat dari dekat seperti ada dua aliran besar dan dua aliran kecil. Tidak kalah menakjubkan dengan air terjun yang paling bawah, di sini alirannya juga melimpah. Tepat dibawahnya terdapat kubangan yang penuh dengan air dan tidak dalam. Aku langsung membuka kaos dan menikmati guyuran air terjun di sini. Di sini juga aku mengajari Faiz untuk memotret menggunakan kamera mirrolessku, dari kejauhan aku mengarahkan dia agar memotret aku saat asyik bermain air. Kemudian aku mengabadikan sebagian anak-anak yang mandi di air terjun. Tanpa ada komando, semuanya membuka baju dan mandi. Kami berteriak sekencang-kencangnya sebagai pelampiasan kegirangan.
Air Terjun Sumenep Batealit yang nomor dua/tengah
Air Terjun Sumenep Batealit yang nomor dua/tengah
Air Terjun Sumenep Batealit yang nomor dua/tengah
Air Terjun Sumenep Batealit yang nomor dua/tengah
Puas rasanya kami bermain air, mandi dan memotret di Air Terjun yang kedua; kami kembali melanjutkan perjalanan menuju air terjun yang paling atas. Lagi-lagi Majid memimpin rombongan, jika dari air terjun paling bawah ke nomor dua itu sekitar 10 menitan dan akses jalannya tidak terlalu miring, untuk kali ini menuju air terjun paling atas jalan lebih miring dan licin. Awalnya jalanan cukup santai diterabas anak-anak, tapi menjelang dekat dengan air terjun, jalan mempunyai kemiringan yang lebih. Sehingga harus berpegangan pada batang belukar. Oya, jangan salah pegang, takutnya keliru pegang tumbuhan berduri. Belukar yang melengkung dan batangnya tidak besar di sini ada durinya, jadi harus hati-hati.
Pemandu-pemandu kecil menyusuri jalan ke Air Terjun Sumenep yang paling atas
Pemandu-pemandu kecil menyusuri jalan ke Air Terjun Sumenep yang paling atas
Pemandu-pemandu kecil menyusuri jalan ke Air Terjun Sumenep yang paling atas
Proses untuk sampai air terjun yang paling atas ternyata tidak hanya menanjak, tepat sebelum air terjun ternyata kami harus menuruni jalan yang ketinggiannya sekitar 2.5 meter. Tanah yang licin menjadi pijakan kaki, tangan pun harus mencari pegangan. Seperti halnya di air terjun sebelumnya, di sini air terjunnya juga melimpah dan cukup tinggi. Jika aku lihat dari samping mirip Air Terjun Jurang Nganten di Tanjung,akses jalannya pun mirip. Jika waktu hujan, aku tidak merekomendasikan untuk mengunjungi air terjun yang paling atas.

Di sini, aku kembali memanggil Faiz untuk mengabadikanku; dia menjadi Photograferku selama di sini, sebelumnya aku sudah mengabadikan beberapa kali air terjun ini. di saat kami sedang bersantai, dari atas terdengar suara rombongan yang ke sini. Mereka juga pemuda setempat yang ingin menikmati akhir pekan bermain air. Kami terlibat obrolan panjang di sini, aku juga mengeluarkan bekal yang kubawa. Faiz dan Tabah langsung menikmati guyuran air terjun.

Air Terjun Sumenep Batealit yang paling atas
Air Terjun Sumenep Batealit yang paling atas
Air Terjun Sumenep Batealit yang paling atas
Air Terjun Sumenep Batealit yang paling atas
Dari kiri gambar" Faiz & Tabah di bawah guyuran air terjun Sumenep yang paling atas
“Mas, aku difoto ya!!” Teriaknya.

Aku mengabadikan mereka berdua, tak lama kemudian kupanggil mereka untuk mendekat; kubuka bekal makanan yang ada di dalam tas.

“Sampahnya jangan dibuang ya, masukkan ke dalam tasku,” Pintaku pada anak-anak. Takutnya sampah dari roti yang kubawa mereka buang sembarangan.

Hampir setengah jam aku di sini, kunikmati setiap waktunya. Puas rasanya hati bisa berkunjung ke tiga titik air terjun Sumenep. Aku menunggu aba-aba dari Majid untuk bergegas pulang dan melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Dung Paso. Namun sepertinya Majid masih ingin berlama-lama di sini, tidak hanya Majid; teman-teman lainnya pun sama. Raut wajah keletihan tak terlihat, yang ada hanya raut kegembiraan. Termasuk raut wajahku.
Foto bareng pemandu-pemandu kecil
Foto bareng pemandu-pemandu kecil
#JatengGayeng
#JatengGayeng
Air Terjun Sumenep Setro, Batealit berhasil membuatku takjub. Suasana alam yang masih sepi dan tenang membuat aku benar-benar bisa menikmati bagaimana rasanya mandi air terjun tanpa berdesakan dengan puluhan orang. Semoga tempat ini bisa bersolek lebih baik, akses jalan diperbaiki; dan diberikan plang petunjuk arah. Kegigihan warga setempat tidak akan bisa menjadi lebih baik tanpa ada dukungan dari pemerintah setempat (Kabupaten dan Propinsi). Semoga pihak yang terkait bisa membantu akses jalan sehingga pariwisata di Batealet, Jepara ini bisa berkembang. Potensi alam di Batealit ini bisa menunjang ekonomi warga setempat, semoga Air Terjun Sumenep makin banyak pengunjung dan tetap terjaga kebersihannya. Untuk menuju Air Terjun Sumenep ini kalau dari Kota Jepara: Kota Jepara - Pekalongan - Bawu - Batealit - Hutan Pinus Setro - Ikuti jalan setapak ke atas sampai bertemu pertigaan ambil kiri, kalau lurus ke Dung Paso *Perjalan ke Air Terjun Sumenep Setro Batealit, Jepara ini pada hari Minggu, 07 Februari 2016.
Baca juga perjalanan lainnya 

Viewing all articles
Browse latest Browse all 750

Trending Articles