Quantcast
Channel: Nasirullah Sitam
Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Sarapan di Warung Kuliner Mangut dan Sidat Goreng Bu Sriwanto

$
0
0
Wader Goreng Bu Sriwanto Nanggulan
Kuliner Ikan Wader Bu Sriwanto Nanggulan

Lumayan lama kami berhenti di spot foto Moyudan, hari sabtu masih sepi. Aku leluasa mengambil vlog. Sayangnya hari ini kutinggal kamera dan gawai di kosan, sehingga tidak optimal mendokumentasikan suasana pagi hari. 

Tak jauh dari tempat kami berhenti, ada pesepeda yang sedang asyik berfoto. Kami hanya bertegur sapa, lantas kembali dengan kesibukan masing-masing dlam mengabadikan momentum bersama sepeda. 

Ardian megecek jarak warung yang dituju. Dia berujar jaraknya tinggal 5 kilometer lagi dari sini. Aku dan Yugo sudah tahu, ini pasti lebih jauh. Tiga sepeda melintasi jalan mulus, sekadar numpang lewat di samping Buk Renteng. 

Jalanan dominan datar dan mulus, kami sempat belok sedikit menyusuri selokan Mataram, lalu menuruni jalur yang mengarahkan sampai Jembatan Duwet Kalibawang. Melintasi jalur ini, Kawasan sudah sampai di Jawa Tengah, tertancap plang tulisan “Kampung Wisata Titik Nol Jawa Tengah”. 
Melintasi jalan Gedongan - Tempel
Melintasi jalan Gedongan - Tempel

Lokasi Mangut dan Sidat Goreng bu Sriwanto tak jauh dari Pasar Tradisional Guthekan. Seingatku, jika kita ingin bersepeda ke Borobudur, warung tersebut kila lewati di sisi kanan. Jalanan di sini jauh lebih lebar dan mulus. 

Tepatnya di samping Balai Desa Banjarharjo, kita bisa melihat ada warung kecil dengan halaman luas serta bertuliskan "Wandene Mbah Sri Manthe School Ulame Toyo". Inilah warung yang kami tuju untuk sarapan. 

Warung kuliner mangut dan sidat goreng bu Sriwanto menyuguhkan ragam menu ikan tawar. Di sini, kita bisa menikmati ikan Sidat atapun wader. Berlokasi di Jalan Nanggulan Mendut, warung ini tidak begitu mencolok. 

Bagi pecinta ikan tawar, khususnya wader, sudah pasti mereka paham dengan keberadaan warung tersebut. buka sejak pagi pukul 07.00 WIB, warung bu Sriwanto tutup sekitar pukul 16.00 WIB. Pengunjung ramai berkunjung sekitar pukul 09.00 WIB. 
Warung Kuliner Mangut dan Sidat Goreng Bu Sriwanto
Warung Kuliner Mangut dan Sidat Goreng Bu Sriwanto

Waktu masih pagi, kami sudah disambut ibu penjualnya. Beliau menerangkan jenis-jenis laut yang tersedia. Dua kawan mencicipi Ikan Sidat, aku sendiri menjajal Ikan Wader. Untuk ikan Wadernya sendiri ada yang digurih ataupun pedas. 

Selain ikan, di sini juga ada sayuran khas Buntil. Buntil ini adalah sayuran yang bahannya daun singkong. Dilihat dari tampilannya, sayuran Buntil memang tepat disandingkan dengan ikan wader gurih maupun pedas. 

“Minumnya apa?” Tanya ibu yang melayani kami. 

Kami memesan es teh maupun teh tawar. Tidak ketinggalan menambahkan air mineral. Uniknya, air mineral di sini masih dalam wadah kendi, sehingga rasanya jauh lebih segar dan dingin secara alami. 

Dua kawanku sibuk memilih menu yang tersedia. Aku meminta izin ibu menuju dapur. Di dapur, sudah ada satu ibu lagi yang membantu masak. Bangunan dapur cukup sederhana, masih berlantaikan tanah liat serta dinding anyaman bambu. 
Aneka laut di Warung bu Sirwanto Nanggulan
Aneka laut di Warung bu Sriwanto Nanggulan

Asap mengepul, proses memasaknya menggunakan bahan tradisional. Rata-rata, tempat makan seperti ini masih menggunakan tungku dan kayu bakar. Di bagian samping sudah tampak tumpukan kayu bakarnya. 

Di tungku utama, terdapat panci dan wajan berukuran besar, di bawahnya bara api menyala. Sementara di sampingnya tertata rapi banyak panci berukuran besar dengan macam lauk yang tampak. Menu-menu yang nantinya disajikan masih lengkap di tempat ini. 

Sesekai ibu yang bertugas di belakang memeriksa kayu bakar. Kami hanya berbincang sedikit, beliau lebih banyak melihat tingkahku yang merekam, atau sesekali berbincang sendiri sembari terus merekam. 

“Boleh dibuka bu?” Tanyaku penasaran. 

Ibu yang bertugas di dapur tersenyum dan mengangguk. Beliau lantas membuka tutup wajan yang berukuran besar. Tampaklah ikan wader yang sedang dimasak. Aroma ikan yang dimasak menggugah selera. 
Proses memasaknya masih menggunakan tungku
Proses memasaknya masih menggunakan tungku

Usai memotret dan merekam menggunakan kamera aksi, aku langsung menuju depan. Bagi yang ingin sarapan, kita mengambil nasi ataupun lauknya sendiri. Nasi hangat dan ikan mangut wader sudah di piring, siap dilahap. 

Kucari Ardian dan Yugo di dalam warung, mereka tidak ada. Ternyata mereka berdua duduk di luar warung. Aku menyusul duduk dan sarapan di meja panjang yang lokasinya dekat dengan aliran air sungai. 

Selama kami sarapan, warung ini makin ramai. Rombongan pesepeda yang lainnya pun turut sarapan di tempat ini. kami hanya sekadar menyapa, lalu kembali menikmati santap pagi. Ikan wader di sini ukurannya besar-besar. 
Salah satu menu andalan adalah Wader Goreng
Salah satu menu andalan adalah Wader Goreng

Warung Bu Sriwanto sudah ada sejak lama. Tidak sedikit orang merekomendasikan warung tersebut sebagai tujuan kuliner. Bumbu rempah yang disajikan bersama ikannya sangat kental, sehingga citarasanya memang menonjol. 

Menjelang pukul 10.00 WIB, pengunjung warung makin ramai. Tak hanya pesepeda, banyak juga warga setempat yang membeli lauknya. Kami memutuskan untuk pulang. Kuliner kali ini tidak lebih dari 100.000 rupiah untuk tiga orang. 

Perjalanan kami lanjutkan menyusuri jalur selokan mataram. Agenda pagi ini memang hanya ingin kulineran di Mangut dan Sidat Goreng Bu Sriwanto. Untuk kalian pecinta wader atau sidat, coba kulineran di sini. Aku yakin bakal ketagihan. *25 Oktober 2020


Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Trending Articles