![]() |
Menginap di Fave Hotel Rembang |
Kutandaskan minuman kopi lelet yang disajikan pemilik Nobon Coffee. Setelah itu, aku meminta izin balik. Tujuanku kali ini adalah Fave Hotel Rembang. Ingin rasanya secepatnya masuk hotel dan melepas lelah hingga sore.
“Biar diantar temanku, mas,” Ujar Mas Okta, pemilik kedai Nobon Coffee.
“Terima kasih, mas. Malah merepotkan.”
Jam tangan menunjukkan pukul 12.30 WIB. Aku sudah diantar kawan sampai lobi hotel. Bangunan hotel menjulang tinggi berwarna putih. Dari kejauhan Fave Hotel mempunyai corak merah muda, serta tulisan nama hotel terbaca menurun.
Tempat pencucian tangan tersedia, lengkap dengan sabunnya. Di atas undakan juga ada cairan antiseptik. Kubersihkan dulu tangan agar steril, lalu masuk hotel. Seorang resepsionis menyapa, perempuan berseragam merah muda tersebut mengenakan masker yang selaras dengan kausnya.
![]() |
Fave Hotel Rembang di seberang Alun-alun Kota Rembang |
“Sudah bisa masuk?” Tanyaku memastikan.
Resepsionis ini menginformasikan sudah bisa masuk. Aturan yang ada di informasi, sebenarnya waktu masuk hotel bagi tamu baru antara pukul 14.00 WIB. Mungkin aturan ini fleksibel, sekiranya ada kamar yang kosong dan sesuai dengan pesanan, pengunjung bisa masuk.
Sebelumnya, aku harus menyerahkan kartu identitas untuk dicatat. Lalu memastikan layanan kamar sesuai dengan pesananku. Berhubung ini masa pandemi, beliau juga mengecek suhu badan serta memintaku mengisi form terkait riwayat bepergian selama dua minggu terakhir.
“Kamarnya nomor 721, mas. Lokasinya di lantai 7, dan letaknya di paling ujung.”
Aku menerima kunci kamar sembari mengucapkan terima kasih. Sewaktu menunggu pemeriksaan identitas, aku sudah meminta izin untuk memotret kamar dan area terbuka yang lainnya, seperti kolam renang. Beliau memperbolehkan.
Sekilas, lobi Fave Hotel Rembang tak luas. Kursi bercorak merah muda tersusun di sudut ruangan. Bagian atasnya tampak lukisan atau mural RA Kartini, serta gambar pemandangan dengan nuansa merah muda. Bagian tengah terdapat pot bunga, serta sisi kanan ada semacam bar kopi.
![]() |
Nuasana merah muda di resepsionis |
Fave Hotel Rembang mempunyai 100 kamar. Hotel ini juga menyediakan ruangan-ruangan pertemuan, kolam renang, hingga bar. Seingatku, terdapat kedai kopi yang menyatu dengan restoran. Sayangnya, aku tidak mengunjungi kedai kopinya.
Berlokasi di Jalan Sudirman, No. 8, Rembang, Fave Hotel tepat berseberangan dengan Alun-alun Kota Rembang. Lokasi hotel ini strategis dari berbagai pusat keramaian di Rembang seperti Instansi Pemerintahan, Terminal Bus, Masjid Agung, Taman Kartini, hingga Museum Kartini.
Dua lift bergantian mengantarkan pengunjung menuju lantai atas. Aku menekan tombol lantai tujuh, lalu berdiri tepat pada kotak hitam yang tersedia di dalam lift. Di masa pandemi, satu lift hanya diperuntukkan empat orang agar jarak tetap terjaga.
Kamarku berlokasi di paling pojok. Terdapat jendela sebelum masuk dan menghadap ke pantai. Dari sini, aku bisa melihat lautan. Jika kutundukkan pandangan, di bawah terlihat kolam renang hotel yang membiru. Tak ada aktivitas pengunjung yang berenang.
Aku menginap sendirian, ini juga yang tadi ditanyakan resepsionis. Apakah kamar yang dibutuhkan satu kasur atau dua kasur terpisah. Aku memilih satu kasur saja, toh memang hanya menginap tanpa kawan.
![]() |
Kamar di Fave Hotel Rembang |
Telepon kamar berdering. Resepsionis memastikan semuanya tanpa ada kekurangan. Aku menginformasikan jika sesuai dan tidak ada keluhan. Sesaat kuabadikan beberapa sudut kamar, mumpung masih rapi.
Kondisi kamar bersih. Kasur dan sprei berwarna putih, tembok sisi selatan berbalur mural tetesan air dengan warna merah muda. Dua bantal menjadi kawan tidur. Ukuran kamar lumayan luas, setidaknya masih ada tempat untuk menunaikan salat di kamar.
Kamar di Fave Hotel minimalis. Meja kerja berukuran kecil melekat pada dinding, di atasnya sebuah lampu penerangan. Model lampu seperti ini ada tiga di kamar. Dua lampu yang lainnya berada di meja tiap sisi kasur, lengkap dengan colokan listrik.
Dua gelas bening tertata beserta tekonya. Tak kutemukan botol air mineral yang biasanya ada di tiap kamar hotel. Kertas memo kecil di samping teko tertulis jika air minum tersedia di lorong kamar. Dua dispenser tersedia di luar kamar sebagai pengganti air minum kemasan botol.
Jika tidak salah, tertulis keterangan bahwa hotel ini memang tidak menyediakan air minum botol plastik guna mengurangi penggunaan botol plastik. Beruntungnya, aku sudah membawa tumbler serta sempat membeli dua botol air kemasan.
![]() |
Meja kecil dan televisi kamar |
Televisi terpasang di dinding. Saluran televisi berlangganan dari K-Vision, seingatku saluran lokal yang tidak ada di sini adalah Net TV. Aku sengaja mencarinya karena malam nanti ada tayangan sepakbola Liga Inggris.
Tak ada almari, yang disediakan adalah gantungan pakaian sebanyak lima buah bertuliskan Fave (merujuk nama hotel). Di bagian bawah tersedia brankas, bawahnya lagi dua pasang sandal hotel, serta kotak untuk menaruh sepatu. Sementara pendingin ruangan tersemat di tembok atas.
Cermin tinggi menempel pada dinding yang berhadapan langsung dengan pintu kamar mandi. Tempat sampah kecil tanpa ada plastiknya. Memang sudah terlihat sejak awal jika hotel ini berkonsep minimalis, namun tetap dengan nuansa yang menyenangkan.
Satu hal yang menyenangkan di kamar deretan 721 dan yang bernomor ganjil lainnya adalah jendela menghadap ke barat. Pemandangan laut tersaji dari jendela. Misalkan tidak ada agenda kala senja, kita bisa melihat matahari terbenam dari dalam kamar.
![]() |
Jendela kamar Fave Hotel menghadap ke laut |
Pemandangan sudut Rembang tersaji. Aku bisa melihat Menara Masjid Agung Rembang, Pelabuhan Rembang, serta laut. Mungkin ini bisa menjadi opsi bagi kalian yang ingin mencari kamar strategis menghadap ke pantai.
Usai meletakkan semua barang di kamar dan memotret sudut-sudut kamar, aku menyempatkan untuk mandi. Sedari pagi belum sempat mandi, kuguyur badan menggunakan air hangat. Rasanya segar setelah setengah hari bermandikan keringat.
Dua bungkus sikat gigi beserta pasta gigi terletak berdekatan dengan gelas-gelas kaca. Kamar mandi di hotel berbentuk shower. Kain tirai tipis menjadi sekat antara bagian wastafel dan toliet dengan shower. Sabun dan sampo cair tersedia dalam satu wadah.
![]() |
Kamar mandi di Fave Hotel Rembang |
Pagi harinya, aku menuju lantai dasar hotel. Ruangan bawah menjadi tempat parkir kendaraan serta kolam renang. Pagi ini tidak ada pengunjung yang berenang. Papan informasi tertera jika kolam renang dibuka pada pukul 06.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Deretan kursi dan meja kayu tersebar di sudut dekat kolam renang. Bagian ujung tampak bangunan toilet serta tempat ganti pakaian. Kedalaman kolam renang 1.5 meter. Di sini tertera larangan meloncat dan kolam renang ini tidak ada petugas penyelamatnya.
Mentari pagi menerobos sinarnya melalui dedaunan yang ada di sekitaran kolam. Bunga-bunga tercecer karena embusan angin. Suara burung terdengar agak jauh. Pagi ini, sebenarnya cocok untuk berenang, terlebih benar-benar sepi.
Aku sendiri tak berenang. Hanya melepas kaus, dan merendamkan kaki di kolam. Tak ada orang, hanya aku sendirian. Jika tidak salah, kolam renang ini juga terbuka untuk orang non tamu hotel. Hanya saja waktunya mulai pukul 10.00 WIB.
![]() |
Kolam renang di Fave Hotel |
Waktu bergulir cepat, tanpa terasa siang mulai menyapa. Aku bergegas mengemasi barang-barang di kamar, persiapan keluar hotel. Tidak kusertakan foto restoran hotel, karena waktu memesan kamar, aku tidak menyertakan sarapan.
Bagiku, Fave Hotel ini sudah lebih dari cukup. Bahkan, salah satu hotel yang kurekomendasikan saat kalian berkunjung ke Rembang. Terkait masukan untuk hotel, aku lengkapi pada video vlog di bawah artikel, semoga masukan tersebut bisa membuat layanan hotel makin baik.
Kembali aku menuju lantai satu, menyapa resepsionis di mejanya, serta menyerahkan kunci kamar. Sesaat aku menunggu informasi dari perempuan ini untuk bisa meninggalkan hotel. Tatkala resepsionis sudah memperbolehkan pulang, aku mengucapkan terima kasih dan menuju lantai dasar, ke parkiran sepeda motor. *Rembang, 19 – 20 September 2020.