Quantcast
Channel: Nasirullah Sitam
Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Menyambangi Situs Peninggalan Majapahit: Gapura Wringin Lawang Trowulan

$
0
0
Gapura Wringin Lawang Trowulan, Mojokerto
Gapura Wringin Lawang Trowulan, Mojokerto

Jombang dan Mojokerto hanyalah berjarak dekat, sebab itulah rombongan bloger tidak hanya menjelajah Jombang saja. Kami pun menyambangi Mojokerto, khususnya situs Trowulan. Beberapa peninggalan masa kerajaan Majapahit di sekitaran Trowulan kami kunjungi. Salah satunya adalah Gapura Wringin Lawang.

Selama mengeksplor kawasan situs Trowulan, aku melihat tiap rumah warga terdapat pagar bata merah. Sekilas rumah warga di sana seperti kampung Majapahit tempo dulu. Menjadi pemandangan indah selama dalam perjalanan. Tidak banyak kuabadikan, hanya sekali jepretan dari dalam mobil.
Pagar rumah yang seragam di komplek Jatipasar
Pagar rumah yang seragam di komplek Jatipasar

“Mobilnya parkir di samping sana mas,” Ujar seorang kakek bertopi kusam.

Mas Rifki bergegas mengikuti arahan kakek tersebut. Lalu semua penumpang turun dari mobil. Mereka bergegas mengabadikan gerbang yang menjulang tinggi di depan sana. Itulah Gapura Wringin Lawang Trowulan. Salah satu situs peninggalan kerajaan Majapahit yang masih dilestarikan.

Aku sendiri mengikuti langkah lelaki separuh baya yang berjaga menuju pos penjagaan. Di sana kutulis daftar buku tamu sekaligus mendata nama teman-teman rombonganku. Tidak lupa menyerahkan uang pada penjaga tersebut. Di sini tarifnya tidak tertulis, kita hanya memberi uang sukarela. Kisarannya pun terserah kita, namun yang jelas kita memberi dengan ikhlas.

“Terima kasih mas,” Ujar lelaki separuh baya tersebut.

Aku tidak lantas pergi, kuamati buku tamu tersebut. Sederet nama para pengunjung tertulis. Hari ini tidak banyak yang datang, terhitung belasan pengunjung. Menurut penuturuan juru kunci tempat ini, hanya segelintir remaja yang datang ke sini. Mereka berfoto, lalu pergi. Tidak lebih dari setengah jam.

Pak Sholeh namanya juru kunci Gapura Wringin Lawang; beliau sudah menjadi juru kunci sejak tahun 1989. Selain itu, beliau juga merupakan warga kampung di sini. Oya, Gapura Wringin Lawang ini berada di desa Jatipasar, Trowulan, Mojokerto. Tidak jauh dari tempat pos penjagaan, ada tulisan yang terpampang di papan informasi berkaitan dengan nama Gapura Wringin Lawang.
Pak Sholeh, juru kunci di Gapura Wringin Lawang
Pak Sholeh, juru kunci di Gapura Wringin Lawang

Dikutip dari keterangan yang ada di papan informasi tersebut, kutuliskan ulang informasi yang terpampang di papan informasi. Ada beberapa kalimat yang aku hilangkan ataupun aku ganti. Namun tidak menghilangkan makna sejarah mengenai bangunannya.

Bangunan kuno Wringin Lawang ini sebenarnya bukan merupakan bangunan candi melainkan sebuah Gapura. Namun masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Gapura Wringin Lawang. Terletak di wilayah administrasi Dukuh Wringin Lawang, desa Jatipasar, Trowulan. Sejak tahun 1815 bangunan ini sudah dikenal, dan terabadikan pada tulisan Raffles yang disebut dengan nama "Gapura Jati Pasar".

Literasi lain yakni pada tahun 1907 dalam tulisan Knebel, gapura ini disebutkan dengan mana "Gapura Wringin Lawang" terbuat dari bata. Penamaan Wringin Lawang ini dikaitkan dengan adanya dua pohon Beringin yang mengapit gapura, ini menurut para sesepuh.

Sebelum dipugar, bangunan ini keadaannya rusak dan masih berdiri. Hanya saja pada bagian sisi utara sebagian badan dan pu cak gapura telah runtuh. Sebelumnya ketinggian gapura adalah 15.50 meter, yang tersisa tinggal 9 meter. Bangunan sisi selatan masih utuh, hanya bagian puncaknya yang hilang. Bentuk dasar gapura Wringin Lawang adalah persegi empat.

Gapura Wringin Lawang termasuk tipe candi bentar, yaiutu gapura yang tidak beratap. Candi bentar biasanya berfungsi sebagai gerbang luar suatu komplek bangunan. Gapura yang terlihat saat ini aalah hasil pemugaran pada tahun 1991 - 1995, dipugar dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Teman-teman bloger sibuk mengabadikan Gapura Wringin Lawang
Teman-teman bloger sibuk mengabadikan Gapura Wringin Lawang

Kuabadikan tulisan yang terpajang di papan informasi, kemudian berlalu menuju Gapura Wringin Lawang untuk memotret. Teman-teman sudah terlebih dulu berfoto. Sebuah pembatas kecil menutup jalan depan gapura, hal ini agar para pengendara tidak parkir tepat di depan jalan menuju gapura.

Di area gapura sudah tertata taman yang rapi. Hanya saja karena musim kemarau, rumput taman sedikit menguning. Jika kita lihat sekilas gapura ini malah mirip dengan gapura menjulang tinggi yang ada menjadi spot foto para selebgram di Bali. Hanya saja gapura ini lebih pendek.

“Foto di tengah-tengah gapura bagus loh,” Celetuk salah satu temanku.

Terik siang ini tak mengurangi antusias teman-teman untuk berfoto di tengah-tengah gapura. Diawali Aqied, Mak Indah Juli, Aya, dan tidak ketinggalan Aji. Aku yang sedari tadi menyiapkan kamera tidak bisa berbuat banyak. Satu-persatu kuabadikan teman-teman yang sudah berpose di tengah gapura.

“Sudah semua!” Teriakku dari kejauhan.

Ketika teman-teman sudah menyingkir, aku menyetel kamera agar bisa membidik setelah detik kesepuluh. Bergegas aku sedikit berlari menuju tengah-tengah gapura. Aku ikut-ikutan mengabadikan diri di sini. Satu, dua, tiga; ada beberapa hasil dokumentasi yang kudapatkan di tempat ini.
Gapura Wringin Lawang terabadikan dari samping
Gapura Wringin Lawang terabadikan dari samping

Ada banyak destinasi wisata heritage yang bisa dikunjungi selama di Mojokerto. Aku dan rombongan sudah mengagendakan untuk singgah di beberapa tempat tersebut. Kami berkumpul di bawah pohon rindang, mengabadikan gapura dari sudut yang berbeda.

“Semoga situs ini tetap terjaga dengan baik.”

Kurang lebih satu jam kami di sini, mengabadikan gapura tersebut. Lalu berpamitan meninggalkan Gapura Wringin Lawang. Perjalanan kami masih berlanjut ke tempat lain. *Sabtu, 19 Agustus 2017.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Trending Articles