Quantcast
Channel: Nasirullah Sitam
Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Boon Pring Andeman Sanankerto, Spot untuk Memotret Rays Of Light

$
0
0
Berpose di spot Rays Of Light Kebun Bambu (Boon Pring) Andeman Sanankerto, Turen, Malang
Berpose di spot Rays Of Light Kebun Bambu (Boon Pring) Andeman Sanankerto, Turen, Malang

Obrolan malam ini bersama Ghozali dan Pak Dono (pemilik homestay) mengerucut bahasannya ke Boon Pring Andeman. Beliau menceritakan kalau Boon Pring Andeman merupakan lokasi yang tepat memotret cahaya yang menyusup di antara batang bambu. Kabut tipis di dalamnya membuat pemandangan indah.

Aku sering melihat potret seperti itu, namun aku tidak tahu apa istilahnya. Ghozali-lah yang memberikan pencerahan padaku jika namanya Rays Of Light. Obrolan ringan namun mengena, setidaknya semalam dengan sosok satu ini membuatku banyak belajar khususnya di dunia fotografi.

“Biasanya orang lebih simpel mengatakan ROL,” Tandas Ghozali.

Malam makin larut, suara Jangkrik terdengar bersahutan meriah. Terkadang diselingi suara Tokek yang nyaring. Kami berbincang hinggal pukul 23. 20 WIB, setelah itu kami berdua pamitan rehat.

Oya, kami berdua merupakan tamu pertama dari homestay milik Pak Dono. Beliau antusias dengan kedatangan kami, dan beliau meminta masukan mengenai konsep homestay yang menurut kamu baik. Di acara #EksplorDeswitaMalang ini, kami bersepuluh dibagi menjadi 3 homestay, dan lokasinya lumayan berjauhan.
*****
Pagi menyapa Desa Wisata Sanankerto, Turen, Kab. Malang. Aku dan Ghozali sudah bersiap menuju Boon Pring Andeman ditemani Pak Dono. Kali ini rombongan lain sengaja kami tinggal, dan menunggu mereka di lokasi.

Pak Dono sudah di atas motor yang dimodifnya menjadi seperti motor Trail, aku dan Ghozali kebagian jatah motor satunya. Kami bertiga menyusuri jalan menuju Boon Pring. Tidak jauh lokasinya, hanya sekitar 10 menit naik motor, kami sudah sampai lokasi. Di depanku rerimbunan kebun bambu, di tengahnya jalan setapak.

“Kok gerimis ya?” Celetukku

“Ini bukan gerimis, ini tetesan embun yang ada di daun bambu,” Jawab Ghozali.

Aku memastikan apa ini hanya tetesan embun atau benar-benar gerimis. Kucari tempat yang tidak tertutup dedaunan bambu, nyatanya tidak ada tetesan di sana. Benar sekali jawaban Ghozali yang dikuatkan Pak Dono, ini hanya tetesan embun. Udik sekali aku, baru kali ini merasakan tetesan embun laksana gerimis.
Semburat cahaya menyusup di rerimbunan pohon Bambu
Semburat cahaya menyusup di rerimbunan pohon Bambu

Kami bertiga menunggu rombongan lain yang sedang diperjalanan. Begitu kumpul, kami beriringan menapaki jalan lembab yang di bawahnya berserakan dedaunan. Boon Pring Andeman merupakan kebun bambu seluas 26 hektar, dan sudah mempunyai koleksi sebanyak 65 jenis bambu.

Elok sekali dengan kebun Bambu seluas ini, potensi untuk dijadikan sebagai Ekowisata Bambu cukup mumpuni. Sekarang Boon Pring masih sekedar destinasi alternatif bagi para pengunjung, mereka lebih banyak bermain di Pulau Sekar Putri. Tapi niat kuat para pokdarwis Desa Wisata Sanankerto ditambah pak lurah yang mempunyai visi misi jelas bakal mendongkrak wilayah ini lebih dikenal.

Diruntut dari sejarahnya, bambu di Desa Wisata Sanankerto sudah ada sejak tahun 1910. Bambu-bambu di sini dipelihara dengan baik, dan berdekatan dengan mata air. Kegiatan awal yang dilakukan adalah konservasi, dan ada rencana ke depan menjadikan sentra bambu. Akan aku tulis di artikel lain berkaitan dengan sentra bambu di Desa Wisata Sanankerto.
Teman-teman mulai memotret ROL
Teman-teman mulai memotret ROL

Boon Pring Andeman mempunyai makna anugrah yang selalu mengalir dari Bambu. Ini bisa dijabarkan jika Desa Wisata Sanankerto benar-benar menjadikan Bambu sebagai salah satu mata pencaharian. Semoga bisa seperti Desa Wisata Malangan yang menggeliatkan ekonomi karena kerajinan bambunya.

Lebih dari empat anggota Pokdarwis Desa Wisata Sanankerto mendampingi kami di Boon Pring Andeman. Kami penasaran dengan semburat cahaya yang menerobos batang-batang bambu. Cahaya itulah yang ingin kami abadikan bersama. Beruntung, sebelum kami mengabadikan, setelan kamera sudah diatur Ghozali. Jadi aku dan lainnya tinggal memotret saja.

Tidak hanya aku saja, Mas Halim dan Hanif-pun meminta bantuan Ghozali untuk menyetel aturan di kameranya. Sementara kami masih mengotak-atik kamera, teman yang lainnya sudah asyik berpose di salah satu spot ROL. Memang masih pagi, jadi cahaya yang menyusup belum begitu maksimal.
Rays Of Light, seperti ini pemandangannya jika di kebun bambu
Rays Of Light, seperti ini pemandangannya jika di kebun Bambu

Di Boon Pring Andeman, ada beberapa titik yang bisa mengabadikan Rays Of Light. Tempat yang paling digandrungi adalah yang berada di tengah-tengah kebun bambu. Di sini Rays Of Light muncul dalam jarak satu jam. Antara pukul 07.00 – 08.00 WIB. Di titik lain waktunya juga berbeda, tergantung posisi mentari yang menerangi rimbunnya bambu tersebut.

Kabut tipis berbalut dengan cahaya mentari pagi hari benar-benar menakjubkan. Bagi para pecinta ROL, aku yakin tempat seperti ini menjadi idaman. Berbagai rerimbunan Bambu menghasilkan cahaya ROL, hanya saja yang paling jelas ada di depan kami. Kami setia menunggu sampai mentari sampai atas dan cahayanya menyusup di antara sela-sela batang bambu dan berpendar ke segala penjuru.
Keindahan pagi, cahaya mentari yang berpendar
Keindahan pagi, cahaya mentari yang berpendar

Kebun bambu yang luas ini mempunyai sedikitnya empat spot untuk memotret ROL. Hanya saja yang paling besar itu berada di tengah tadi. Sementara ada yang besar lagi dekat tempat parkir kendaraan. Tidak sengaja kami memotretnya sewaktu perjalanan pulang.

Oya, kebun Bambu di Desa Wisata Sanankerto ini didominasi Bambu Wulung, Petung, Peting Petung, dan lainnya. Bambu-bambu ini diberdayakan oleh warga setempat untuk membuat Tusuk Sate, aneka karya seperti Pot, Asbak, dan model-model lain.

Seperti yang kubilang tadi, teman-teman sangat antusias memotret ROL. Tidak hanya memotret, mereka juga kompak kalau diabadikan di sana. Seperti inilah keramaian teman-teman #EksplorDeswitaMalang, para bloger yang sebagian baru pertama jalan bareng tak sungkan berpose.
Seperti ini antusias teman-teman kala dipotret, ada yang teriak "Hokya"
Seperti ini antusias teman-teman kala dipotret, ada yang teriak "Hokya"

“Mumpung ada fotografer, jadi kita bisa bergaya,” Celetuk salah satu di antara rombongan.

Siapapun yang bilang tadi, pastinya yang dimaksud adalah Mas Ghozali. Sedari hari pertama, dia yang paling sibuk dengan peralatannya. Kami bersembilan tinggal pencet-pencet kamera, mengatur setelan “auto” dan mengabadikan. Sementara dia harus menenteng beberapa lensa, dan mengambil setiap sudut destinasi yang akan dibuat Foto Panorama 360.

Pokdarwis Desa Wisata Sanankerto tak mau ketinggalan. Pak Dono dan rekannya sedang berbincang di salah satu satu spot ROL. Tak ayal, keberadaan beliau berdua menjadi rebutan teman-teman untuk mengabadikannya.

“Hadap sini pak, sambil melambaikan tangan,” Pinta Hanif.
Pak Dono dan rekannya berpose di bawah sinar mentari
Pak Dono dan rekannya berpose di bawah sinar mentari

Beliau mengikuti intruksi teman-teman, dalam beberapa menit, Pak Dono dan rekannya menjadi model sesaat. Kombinasi semburat cahaya dan motor bebek yang dimodil menjadi trail cukup bagus diabadikan.

Hari terasa cepat siang. Kami harus meninggalkan Kebun Bambu “Boon Pring” Andeman menuju destinasi selanjutnya. Selama di perjalanan ini, aku melihat banyak mata air yang berpotensi dikembangkan. Bahkan sebenarnya di dekat Boon Pring pun sudah ada kolam renang anak kecil yang dibangun beberapa tahun silam.

Seperti teman lainnya, aku tak ingin menyia-nyiakan kesempatan memotret Rays Of Lightdi Boon Pring ini. Foto yang paling atas itu aku meminta Ghozali untuk mengabadikan. Ketika teman-teman lainnya sudah berjalan ke area parkir motor, aku menaruh kamera di tanah dan mengabadikan sendiri.
Mengabadikan diri di Kebun Bambu (Boon Pring) Andeman, Sanankerto
Mengabadikan diri di Kebun Bambu (Boon Pring) Andeman, Sanankerto

Memang kalau sudah terbiasa pose sendiri dan memotret sendiri itu tamengnya tepat. Puas mengabadikan diri sendiri, aku mengejar langkah teman-teman yang sudah di depan. Boon Pring Andeman mempunyai potensi yang besar jika dikembangkan lebih maksimal,

Ada wacana dari Kepala Desa Sanankerto untuk membangun sebuah museum bambu di sini. Sebuah langkah besar jika hal tersebut terealisasikan. Akan menjadi langkah yang besar bagi Desa Wisata Sanankerto, dan menjadi kebanggaan Indonesia jika memang niat tersebut terealisasikan. Sampai sekarang sudah ada 65 jenis bambu di Sanankerto, jumlah yang menurutku sudah banyak.

Jika memang akan dibuatkan museum, lebih baik lagi jika setiap jenis bambu yang akan ditanam diberi tulisan jenis dan keterangannya pada sebuah papan. Dan Boon Pring Andeman dikelola lebih baik lagi, minimal jalan setapaknya lebih bersih dan diberi pagar pembatas.
*Rangkaian kegiatan Travel Blogger Explore Desa Wisata Malang (Tagar #EksplorDeswitaMalang) dipersembahkan oleh Forkom Desa Wisata Malang 14 - 17 April 2017.


Boon Pring Andeman Sanankerto, Turen, Kab. Malang
Alamat: Jalan Kauman RT 5, Sanankerto – Turen
Telp: 0838-4882-4802 (Mas Rudi)/ 08533-167-4242 (Mas Wahyudi)

Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Trending Articles