Quantcast
Channel: Nasirullah Sitam
Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Sunset Indah di Bukit Love Karimunjawa

$
0
0
“Cahaya kemerah-merahan mentari berjatuhan. Berbias mengenai permukaan air. Gulungan ombak yang bergerak tampak berkilauan membiaskan cahaya matahari. Indah, seperti kesatria berbaju zirah emas - Kutipan Novel Senja di Karimunjawa karya Mira Tri Rahayu”
Senja di Bukit Love Karimunjawa
Senja di Bukit Love Karimunjawa
Di saat yang tepat, ketika cuaca mendukung karena cerah. Senja akan menampakkan pemandangan yang sangat indah bagi para penantinya. Sebuah keberuntungan bagiku yang tadi sempat mengunjungi Bukit Joko Tuwo, dan memutuskan kembali menuju Bukit Cinta/Bukit Love Karimunjawauntuk menunggu senja. Jarak kedua tempat tersebut tak lebih dari 1 KM.

Aku masih ingat pertanyaan dari Riki ketika kuajak mengabadikan sunset di Bukit Love. Dia memberi masukan sebenarnya memotret senja di tepian pantai jauh lebih indah. Walaupun dia berbicara seperti itu, namun dia tetap menerima permintaanku untuk memotret senja di Bukit Cinta.

“Aku ingin memotret sunset tepat ditulisan LOVE. Berkali-kali aku bilang di banyak postingan jika memotret sunset dari sini itu indah. Aku ingin memberikan bukti pada mereka. Oya, kalau nanti aku balik lagi, kamu harus antar aku memotret sunset di pesisir pantai, dan di Bukit Joko Tuwo tadi.”
Salah satu tulisan di Bukit Love Karimunjawa
Salah satu tulisan di Bukit Love Karimunjawa
Sebenarnya sebelum aku mengunjungi Bukit Joko Tuwo, aku sudah terlebih dulu berkunjung ke Bukit Cinta/Bukit Love Karimunjawa. Berhubung masih sore, aku bergegas membeli pulsa, air mineral, dan mengunjungi Bukit Joko Tuwo terlebih dulu. Mentari mulai tampat condong di barat, dan aku sudah setia menantikan senja di sini. Tak hanya aku, di sini ada sekitar delapan wisatawan lain yang juga menantikan sunset. Keseluruhan wisatawan itu berasal dari Jakarta. Aku bergabung dengan mereka, dan kami saling berkenalan. Obrolan ringan seputar daerah asal dan berapa lama di Karimunjawa menjadi topik pembuka.

Menantikan sunset memang tak membutuhkan waktu lama. Begitu pukul 17.17 WIB, cahaya mentari sudah mulai tidak menyilaukan mata. Aku mengambil smartphone dan mengabadikannya. Riki meminta dipotret dengan latar sunset. Dia berjalan ditulisan LOVE, dan aku mulai mengabadikannya. Smartphone kumiringkan, sehingga cahaya yang tertangkap jauh lebih gelap. Sedangnya sinar mentari masih tetap berkilauan indah.
Berpose di tulisan Love di bukit Love Karimunjawa
Berpose di tulisan Love di bukit Love Karimunjawa
Cahaya mentari yang tenggelam terpantul jelas di lautan yang tenang. Dari atas Bukit Cinta ini, tak ada penghalang untuk memotret senja. Awan tipis tak menghalangi mentari yang benar-benar bulat. Tak hanya aku, wisatawan lain yang dari tadi berbincang denganku asyik memotret.

Aku melihat seorang yang sudah berumur lebih dari 45 tahun ini mengganti lensa kamera. Sebuah tas penuh peralatan fotografer. Berbagai jenis lensa, kamera, dan tripod besar dipasang. Dia memintaku untuk sedikit bergeser. Ya, aku bergeser ke arah dia dan melihat frame kameranya. Benar-benar indah hasil potretannya. Yang dia potret sama denganku, dua orang sedang berdiri di tepian bukit dan di sana ada sebuah kursi lipat. Kursi-kursi ini bisa diduduki dan menjadi spot menarik saat diabadikan kala senja datang.
Bersantai menikmati senja dari atas bukit
Bersantai menikmati senja dari atas bukit
Tidak lama lelaki ini memotret wanita yang ada di dekat kursi. Dia terus bergeser ke bawah. Aku mengalihkan pemandangan ke arah bawah. Jauh di bawah sana adalah rerimbunan hutan mangrove. Matahari ini masih terlihat jelas dan tidak serta-merta tenggelam. Seperti inilah keindahan senja di Bukit Cinta. Aku rasa seperti inilah pemandangan indah sunset bersatu dengan siluet sosok-sosok yang berdiri di ujung sana.

Pamor Bukit Cinta sebagai tempat menunggu senja memang masih kalah dengan tepian pantai yang menghadap ke barat. Selain itu, wisatawan yang ikut paket wisata memang sengaja difokuskan pada satu tempat menjelang sore. Biasanya kapal-kapal wisatawan berduyun-duyun ke Pantai Ujung Gelam. Di sana, mereka dibebaskan bermain air sepuasnya sambil menunggu senja. Sehingga, ketika setiap orang yang berkunjung ke Karimunjawa pasti akan mengingat lokasi sunset terindah itu ada di Pantai Ujung Gelam. Walau sejatinya tidak seperti itu, di Karimunjawa ada banyak lokasi indah untuk menyaksikan tenggelamnya sang mentari.

Selain karena memang ingin mengabadikan senja di sini. Alasan lain aku memilih Bukit Cinta adalah tempat ini tidak ramai. Sehingga aku dapat mengabadikan tanpa harus bingung menghindari keramaian orang. Terlihat mentari itu masih terus merayu agar mata tak berpaling darinya walau hanya sebentar. Aku memang mencintai senja, terlebih di tepian pantai. Bercengkerama dengan pasir serta gemericik ombak kecil. Suasana yang sangat menyenangkan. Namun, mengangkat spot lain sebagai tujuan alternatif melihat senja menggugahku untuk memotret sunset dari bukit ini. Sebagaimana yang aku lakukan ketikan menunggu senja di Jembatan Cinta Karimunjawa serta di Dermaga Mrican Karimunjawa yang berada di desa Kemujan.
Seperti inilah pemandangan sunset jika cuaca bagus
Seperti inilah pemandangan sunset jika cuaca bagus
Seperti inilah pemandangan sunset jika cuaca bagus
Mengabadikan senja tentu tidak puas rasanya tanpa ikut mengabadikan diri sendiri. Aku yang sedari tadi memotret senja dan sesekali harus membantu Riki agar diabadikan berbalik. Segera kuhampiri Riki untuk memotretku.

“Aku pas duduk di kursi nanti dipotret ya. Pokoknya asal potret saja,” Pintaku.

“Berapa kali motretnya?”

“Terserah kamu. Pokoknya lebih dari satu kali,” Jawabku berlalu.

Berhubung kursi sudah tidak digunakan orang lain untuk memotret, serta mentari juga masih terlihat jelas, aku bergegas menuju kursi dan berpose. Riki sendiri sibuk mengabadikan. Jempol Riki diacungkan ke arahku. Ini artinya dia sudah berhasil mengabadikan. Aku lihat hasilnya sangat puas.

“Keren Rik. Terima kasih.”
Aku tidak pernah bosan menatap senja
Aku tidak pernah bosan menatap senja
Sementara senja terus beranjak, dan mentari tidak tenggelam di lautan. Sebelum tepat di permukaan air, mentari sudah mengenggelamkan diri. Adzan Magrib juga sudah berkumandang sedari tadi. Aku dan Riki membatalkap puasa hari ini dengan roti dan air mineral. Kami terus bergegas meninggalkan Bukit Cinta Karimunjawa menuju Nyamplungan. Di sana kami sholat magrib di rumah kakakku.

Seperti itulah pemandangan sunset di Karimunjawa. ada banyak sudut pantai dan daratan tinggi yang bisa digunakan sebagai spot menunggu senja. Hampir setiap senja itu sama indahnya. Jika kalian di Karimunjawa dan tidak ada kendaraan menuju tempat ini, salah satu lokasi strategis melihat senja adalah Pelabuhan Lama Karimunjawa. Dari sana pemandangan senja juga tak kalah indah.

Bagiku, mengenalkan Karimunjawa tidak hanya dengan eksotik bawah lautnya. Tapi lebih dari itu, yang masih kurang sampai sekarang adalah mengulas setiap budaya di Karimunjawa. Aku berharap ada waktu bisa mengulas budaya di tempatku lahir. *Memotret Senja di Bukit Love Karimunjawa pada hari Minggu; 03 Juli 2016. Seluruh dokumentasi diabadikan menggunakan smartphone.
Baca juga tulisan bertema Alam lainnya

Viewing all articles
Browse latest Browse all 749

Trending Articles